Senin, 05 September 2016

Mengosongkan Diri (Kenosis)

MENGOSONGKAN DIRI (KENOSIS)
Filipi 2:6-8

2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,

KJV, Who, being in the form of God, thought it not robbery to be equal with God:

TR, ος εν μορφη θεου υπαρχων ουχ αρπαγμον ηγησατο το ειναι ισα θεω

Translit Interlinear, hos {yang} en {dalam} morphê {rupa/sifat} theou {Allah} huparchôn {walaupun adalah} oukh {tidak} arpagmon {suatu rampasan/ sesuatu yang dipertahankan} êgêsato {menganggap} to {hal} einai {menjadi} hisa {yang setara} theô {dengan Allah}

2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
KJV, But made himself of no reputation, and took upon him the form of a servant, and was made in the likeness of men:
TR, αλλ εαυτον εκενωσεν μορφην δουλου λαβων εν ομοιωματι ανθρωπων γενομενος
Translit Interlinear, all {melainkan} heauton {diriNya sendiri} ekenôsen {telah mengosongkan} morphên {rupa} doulou {seorang hamba} labôn {mengambil} hen {dalam} homoiômati {kesamaan} anthrôpôn {(dengan) manusia} genomenos {menjadi}

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
KJV, And being found in fashion as a man, he humbled himself, and became obedient unto death, even the death of the cross.
TR, και σχηματι ευρεθεις ως ανθρωπος εταπεινωσεν εαυτον γενομενος υπηκοος μεχρι θανατου θανατου δε σταυρου
Translit Interlinear, kai {dan} skhêmati {dalam wujud} euretheis {ditemui} hôs {sebagai} anthrôpos {manusia} etapeinôsen {ia telah merendahkan} eauton {diriNya} genomenos {menjadi} hupêkoos {taat} mekhri {sampai} thanatou {kematian} thanatou {kematian} de {yaitu} staurou {(di) kayu salib}

Kata "KENOSIS" (mengosongkan diri) berasal dari kata Yunani κενοω - Kenoô, menurut Leksikon Yunani :

1. to empty, make empty : of Christ, he laid aside equality with or the form of God
2. to make void : deprive of force, render vain, useless, of no effect
3. to make void : cause a thing to be seen to be empty, hollow, false

Kata lain yang menarik terdapat di ayat 8, εταπεινωσεν - etapeinôsen" (ia telah merendahkan, membungkuk) dari kata ταπεινοω - tapeinoô, leksikon Yunani :

To make low, bring low
a. to level, reduce to a plain
b. metaph. to bring into a humble condition, reduce to meaner circumstances
1. to assign a lower rank or place to
2. to abase
3. to be ranked below others who are honoured or rewarded
4. to humble or abase myself by humble living
c.     to lower, depress
5. of one's soul bring down one's pride
6. to have a modest opinion of one's self
7. to behave in an unassuming manner
8. devoid of all haughtiness


Dalam buku "Jesus I Never Knew", Philip Yancey, menjelaskan makna εταπεινωσεν - etapeinôsen", keadaan kenosis Yesus Kristus, dengan bagus sekali. Ia menjabarkannya dengan "Allah telah membungkuk begitu rendah sampai menjadi salah satu makhluk merayap dan merangkak". Ini adalah cara lain untuk mengungkapkan arti inkarnasi (harfiah : menjadi-daging).

Peristiwa Allah yang "telah membungkuk begitu rendah" diungkapkan dengan bahasa teologis yang sudah kita kenal, yaitu "pengosongan diri" (kenosis) : "Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, ... telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia" (Filipi 2: 6-8 ).

Dengan kata lain, Allah yang begitu absolute kuasanya, tinggi, kudus, tak terbatas, kekal dan transenden memasuki dan menjadi bagian dari dunia yang terbatas, fana, rendah, immanen,dst. Allah yang adalah "Super" menjadi "minor"; Dia yang mengatasi segalanya mau terikat dan di bawah aturan dan hukum-hukum alam yang terbatas.

Ungkapan "Allah membungkuk begitu rendah, mengosongkan diriNya (kenosis)" merupakan bahasa religius yang revolusioner. Ungkapan ini hanya ada dalam Kristianitas. Allah yang begitu besar yang begitu berbeda dengan mahkluk ciptaan-Nya, telah bersedia datang menjadi serupa dengan ciptaanNya untuk misi penyelamatan umat ciptaanNya.

Dalam rangka penafsiran Filipi 2:7 ini, 'kenosis' tidak berarti penjelmaan-Nya menjadi manusia tapi penyerahan akhir dari hidup-Nya, dengan mengorbankan diriNya di kayu salib. Meskipun tafsiran yang baru ini bisa dianggap agak di-paksakan. namun tafsiran ini mengarahkan kita pada jalan yang benar. Kata-kata 'mengosongkan diriNya' dalam Filipi 2:7 sama sekali bukan berkata bahwa Dia melepaskan sifat-sifat ilahi, dan karena itu teori 'kenosis adalah tafsiran yang keliru tentang istilah-istilah Kitab Suci. Menurut Ilmu Bahasa, 'mengosongkan diri sendiri' harus ditafsirkan sesuai dengan kata-kata berikutnya. Yang dimaksudkan di sini adalah 'pelepasan hak-hak sebelum inkarnasi bertautan dengan tindakan "mengambil rupa seorang hamba'" (V Taylor, The Person of Chris: in New Testament Teaching. 195R, hlm 77).

Hal mengambil rupa seorang hamba menyangkut juga pembatasan yang perlu terhadap kemuliaan. yg ditanggalkan supaya Ia bisa dilahirkan menjadi 'sama seperti manusia'. Kemuliaan dalam kesatuan-Nya dengan Bapak (Yohanes 17:5, 24) yang sudah dari semula dimiliki-Nya, karena dari kekal Dia 'dalam rupa Allah' (Filipi 2:6), kemuliaan itu yang tersembunyi dalam 'rupa seorang hamba' yang Dia ambil pada waktu Ia mengambil hakikat dan rupa manusia (menjadi manusia). Dalam menerima kemanusiaan kita. Dia menerima juga panggilan-Nya sebagai hamba Tuhan yg merendahkan diriNya sendiri sampai mengorbankan diriNya sendiri di Golgota.

Jadi kenosis itu mulai di hadirat Bapa-Nya dengan pilihan-Nya yang mendahului penjelmaan itu untuk mengambil rupa manusia. Pilihan itu membawa-Nya pada ketaatan terakhir di kayu salib, ketika Dia sepenuh-penuhnya menyerahkan nyawa-Nya sampai mati (lihat Roma 8:3; 2 Korintus 8:9; Galatia 4:4-5; Ibrani 2:14-16; 10:5 dab).