Bagi Tuhan, sebuah hubungan
adalah inti yang harus dipertahankan untuk masa depan.
Komitmen adalah keberanian
seseorang untuk dengan sadar mengikatkan diri dengan janji untuk mengerjakan
sesuatu sampai masa depan.
Tak ada batasan waktu untuk
sebuah komitmen. Batasan komitmen yang sesungguhnya adalah masa depan.
Ketika kita berbicara mengenai
komitmen, berarti kita sedang membicarakan masa depan (selamanya, tanpa batasan
periode tertentu).
Saya pernah membaca sebuah
artikel yang menuliskan, “People changes, feeling
changes, circumtance changes, but commitment to love someone forever is
not a realistic commitment (manusia berpikir bahwa ia telah berubah,
perasaannya berubah, keadaan pun berubah, maka adalah sesuatu yang wajar jika
komitmen cinta tidak dipertahankan lagi). Cerai atau putus saja. Dan prinsip ini
banyak dhidupi banyak orang. Inilah yang Tuhan tidak harapkan, Tuhan
mempertahankan komitmen-Nya untuk terus mengasihi kita hingga beribu-ribu
keturunan, tanpa terpengaruh perubahan dunia.
Prinsip komitmen, cinta adalah
perubahan boleh terjadi, namun kasih dan komitmen harus tetap dipertahankan. Komitmen
itu memang mudah untuk diucapkannya, namun tidak mudah dilakukan, untuk
itu Tuhan memberikan prinsip-prinsip bagaimana kita untuk berkomitmen.
Dua Prinsip sudah saya
sampaikan dalam video di atas, berbicara tentang CINTA dan KOMITMEN sebenarnya
ada empat prinsip kebenaran Firman Tuhan yang mengajar kita dengan jelas untuk
tetap memegang komitmen, sekalipun sesama, perasaan dan keadaan telah berubah,
diantaranya:
1. Cinta tidak boleh didasari
perasaan, Cinta harus didasari komitmen oleh prinsip-prinsip kebenaran Firman
Tuhan.
Suami istri berkomitmen
mencintai satu sama lain, orang tua dan anak berkomitmen mencintai satu
sama lain.
2. Ekspresi cinta diwujudkan
dalam bentuk kehadiran satu sama lain.
Dalam 1 Korintus 16:23a,
“Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu.”
Kehadiran adalah obat bagi
seluruh penyakit cinta, sehingga kehadiran jangan dianggap sepeleh, karena seseorang bisa masuk ke zona loneliness. Loneliness adalah seseorang yang kesepian, tetap
merasa sepi meskipun ia berada ditengah keramaian). so, selalu sertai pasangan kita,
cari tau segala yang ia rasa dan pikirkan. Ikut sertalah dalam lembah
perjuangan, maka komitmen kita akan terjaga.
3. Cinta digambarkan dengan
makna menyertai, hadir menemani, ikut ambil bagian seorang akan yang lain
dengan menyelami pola pikir orang tersebut (empati). Tuhan mengasihi kita. Dia
disebut Allah Immanuel. Tuhan ingin kita meyakini bahwa Dia senantiasa menyertai
kita bagaimanapun keadaan kita. Kehadiran seseorang berperan penting dalam
mempertahankan kasih, cinta dari sekarang hingga kekekalan kelak.
Kehadiran mengarah pada
keberadaan secara fisik. Tuhan tidak sekedar hadir, tapi Dia menyertai dan
menemani (ikut ambil bagian dalam keberadaan kita).
Penyertaan, bukan sekedar
secara fisik, tapi penyertaan dalam proses, yang akan memberi kekuatan,
sehingga orang tersebut dapat menang dan keluar dari permasalahannya.
Roma 12:15
berkata, “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah
dengan orang yang menangis!”
Titik masalah dari penyakit
cinta adalah hal yang penting bagi kita menjadi hal yang tidak penting bagi
orang lain, sehingga kita merasa tidak diperhatikan.
Misskom atau miss komunikasi
menyebabkan kita merasa tidak memiliki seseorang yang ‘seperasaan’ dengan kita.
Mari, belajarlah untuk masuk ke dunia orang yang kita cintai. Seandainya
tidak ada orang yang hadir menyertai kita, namun kasih karunia Tuhan senantiasa
menyertai kita, Tuhan tau cara berpikir kita, realita-realita dan pergumulan
yang kita hadapi, dan Dia menemani kita).
(Kejadian
22:1-4) Komitmen cinta kita pada Tuhan, membuat kita memutuskan untuk
konsisten dan rela repot untuk mencintai dalam membangun hubungan, hingga
mencapai kekekalan (Yohanes 14:21).
Abraham menunjukkan komitmen
cintanya pada Tuhan, ia mendengar dan melakukan segala yang Tuhan
mau. Jika kita sudah berkomitmen untuk membangun cinta, maka miliki
kerelaan untuk mau repot, karena tidak ada hubungan yang membuat kita tidak repot.
Hadapilah kesulitan yang ada sebagai wujud konsistensi untuk mempertahankan
komitmen.
3. Cinta harus diukur dengan
prinsip kebenaran. Kita tidak boleh membiarkan perubahan perasaan membunuh
konsistensi komitmen cinta kita dalam sebuah hubungan.
Asumsi adalah rayap bagi
sebuah hubungan. Asumsi merupakan prasangka berdasarkan perkiraan yang
tidak mengandung angka absolut didalamnya, kira-kira. Asumsi bersifat
mencelakakan (sesuatu yg negatif). Jika kita ingin mempertahankan hubungan
sampai akhir, kita harus memerangi segala asumsi. Prinsip, nilai, dan
asumsi mengendalikan kehidupan.
Semua orang yang membangun
kehidupannya berdasarkan asumsi saja, ia sedang mencelakakan dirinya sendiri. Lebih
baik bagi kita membangun hubungan baik melalui komunikasi yang jelas dengan
pasangan kita daripada kita hidup dengan perasaan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Asumsi menyebabkan seseorang
kecewa, marah, dan meninggalkan Tuhan. Asumsi itu menjadi rayap yang
mencelakakan jika tidak segera diputuskan. Orang yang terbiasa bermain asumsi
kepada Tuhan menjadi akar untuk berasumsi pada orang lain. Cabutlah akarnya,
maka kita juga akan berhenti menilai orang lain dengan asumsi.
4. Nilailah sesorang
berdasarkan prinsip kebenaran Firman Tuhan.
Ada dua asumsi besar manusia
kepada Tuhan, diantaranya:
(Mazmur 37:1-4, 8-9)
1. Mengapa Tuhan tidak adil? Orang
yang tidak berpegang pada nilai kebenaran terlihat lebih mudah untuk meraih
keberhasilan. Jangan kita marah kepada orang jahat, jangan kita iri hati
kepada orang curang. Lihatlah akhir kehidupan mereka. Orang benar pada
waktu-Nya akan mewarisi negeri dan Tuhan tau dan telah mengatur waktu-Nya.
2. Mencurigai bahwa Tuhan itu
tidak nyata, Tuhan meninggalkan saya, kenapa saya begini dan begitu.